Ringkasan dari forum diskusi di kota Koln Jerman
Negara Jerman adalah terkenal dengan
pemikiran baru yang melahirkan reformasi dan pencerahan dunia. Tokoh2 seperti
Karl Marx, Hegel, dan Luther adalah contohnya. Di kota Koln Jerman, seorang Indonesianist
(pecinta dan peneliti Indonesia), profesor dibidang budaya dari Jerman, yang
sering meneliti budaya Jawa dan Islam dan sering berkunjung ke Yogya – Solo menyatakan
dalam ceramah & diskusi tertutupnya: "Kemajuan Indonesia akan
berbanding lurus dengan jumlah orang yang murtad dari Islam. Semakin banyak
yang murtad, Indonesia semakin maju. Menjaga keamanan Indonesia dari gangguan
Islam membutuhkan biaya, tenaga, pikiran dan waktu yang banyak sekali, ibarat
menjagai remaja yang nakal sekali, yang setiap saat mampu membakar rumahnya
dengan bermain api. Islam sangat memboroskan resources negara dari sisi: waktu,
tenaga, pikiran, dan biaya. Manusia modern sudah tidak suka agama. Tuhan juga
tidak beragama dan mencipta agama. Agama adalah penjara sangat sempit bagi
Tuhan dan Manusia serta sumber pertikaian manusia. Islam adalah cult Arab
dengan karakter 5 in 1: Islamisasi Tuhan, Arabisasi, Politisasi, Bisnisisasi,
dan Pembodohan serta penjajahan Budaya bangsa lain. Kasus serupa juga dialami
Jerman dalam menghadapi ribuan imigran Islam dari Timur Tengah”. Bagian kedua hasil
dari forum diskusi ini adalah ringkasan yang menitik beratkan pada analisa
“BETAPA MAHALNYA MEMBIAYAI ISLAM DI INDONESIA” (Meninjau sisi negatip Islam
saja):
1.
Keamanan Negara: Islam senantiasa mengancam
perpecahan bangsa, sejak jaman prabu Brawijaya, Kahar Muzakar, DI, TII, FPI, ISIS, Piagam Jakarta, Bom Borobudur,
Tragedi Poso, Tragedi Ambon, berbagai tragedi bom di gereja, perusuh Nurdin
Top, Bom Bali, Basyir, FPI, Riziq, dst. Dan yang akan terjadi? Mungkin tinggal
tunggu waktu, karena text2 di ayat suci Al Qouran mengandung anjuran mengarah
ke negara Islam dengan hukum syariah dan bentuk negara Kalifah. Tidak
heran setiap presiden Indonesia pasti selalu mengingatkan akan kemungkinan bahaya
ini dan cara mencegahnya seraya menekankan pentingnya Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
2.
Islam juga mengakibatkan melemahnya budi
pekerti dan budaya sopan santun, serta mendorong munculnya budaya kekerasan:
jam 4 pagi speaker masjid sudah sedemikian kerasnya berbunyi (1 km masih
kedengaran!). Selama bulan Ramadhan, hingar bingar tabuh bedug, kentongan
ronda, dan speaker mesjid bersautan. Selain itu, semua orang, apapun agamanya,
disalami dgn paksa memakai bhs Arab “asalam mulaikum”, dst. Orang non Muslim
hanya dapat mengerutkan dahi sambil terpaksa menjawab dalam bhs Arab. Pada
bulan puasa, masyarakat non Muslim “dipaksa” menghormati dan mengikuti aturan2
tertentu dalam Islam, ada “polisi” ketertiban Islam untuk kasus ini.
3.
Islam tidak menjunjung kejujuran. Kaum Muslim
boleh berbohong kepada non Muslim (taqiya) demi agama dan Allahnya (ada ayat
untuk menganjurkan berbohong). Banyak berita picisan dan tidak benar yang
sengaja dibuat untuk dakwah di internet dan YouTube, misalnya Astronout
mendengar suara azan di rg angkasa, candi borobudur di buat nabi Islam, si X
murtad dari Z lalu masuk Islam, dst.
4.
Islam tidak paralel dengan hak azasi manusia.
Bagi yang bersuara kritis terhadap Islam dibungkam dengan u.u penodaan agama,
yang murtad diancam hukuman mati. Di negara timur Tengah, misalnya Arab Saudi,
UEA, Yordan, Iran, dst., agama Kristen dilarang berkembang, demikian pula
bangunan ibadah tidak diijinkan; kebalikan dengan Eropa, USA, Canada,
Australia, dst., yang membebaskan agama Islam untuk berkembang beserta tempat ibadahnya,
maka mereka membeli gereja2 yang bangkrut untuk dijadikan masjid! Seandainya
ada kebebasan beragama di negara2 Islam, mungkin hanya butuh waktu kurang dari
sepuluh tahun, Islam akan disalib berbagai agama lain atau agnostik dari segi
pemeluknya!
5.
Islam jauh dari peri kebinatangan. Cara
menyembelih binatang yang digorok lehernya adalah luar biasa kejam (hal ini
sudah diprotes oleh negara beradab), ini sangat ditentang oleh manusia modern
dan beradab yang membunuh binatang yang mau dikonsumsi secara cepat, mengena
dan menghindarkan rasa sakit yang diderita hewan. Kekejaman penggorokan leher
hewan ini justru dipertontonkan secara masal disaat Iedhul Adha, sebuah contoh
kekejaman yang tidak layak ditonton apalagi anak2, kambing dan kerbau mati
perlahan sambil meraung-raung kesakitan diselingi doa dan teriakan Allahu
Akbar, sebuah kontradiksi.
6.
Islam tidak rasional, orang disekitar kutub
bumi yang sering mengalami matahari bersinar lebih dari dua puluh jam disuruh
puasa sampai dengan matahari terbenam, mengapa tidak 12 jam sama untuk seluruh
negara? Puasa 20 jam akan merusak kesehatan. Hidup panjang didunia ini
didominasi oleh para wanita Okinawa Jepang dan Itali, padahal mereka tidak
puasa. Jadwal doa seperti jadwal K.A, dan arah berdoa mengarah ke Mekah, dst. Islam
membudayakan upacara ritual yang bersifat seremonial yang memboroskan biaya dan
waktu kerja bangsa, upacara dan kegiatan agama seperti istigosah atau tabliq
akbar atau kebiasaan menyiapkan dan mengantar jemah haji, semuanya mengganggu
dan menggerus etos kerja bangsa.
7.
Islam tidak mengenal golden rule (perlakuan
adil) yaitu hukum untuk memperlakukan orang lain seperti memperlakukan dirinya
sendiri, sebab non Islam dianggap kafir dan warga kelas dua, demikian pula
kedudukan wanita.
8.
Islam tidak mengenal demokrasi karena hukum
syariah adalah faham teokratis yang fasis. Agama diajarkan secara brain washing
dan tidak diperbolehkan dipertanyakan apalagi memperdebatkan ayat2 Al Quran.
9.
Islam juga melakukan gerilya budaya; bahasa,
musik, pakaian, hijab, celana congklang, janggut milik budaya Arab dipaksakan atau
digerilyakan ke bangsa Indonesia. Istilah ke Arab2an seperti sakinah, marwadah,
zuleha, dst., saat ini sudah mengungguli bahasa ibu.
10.
Islam juga bias gender, wanita hanya kelas
dua, hanya pelengkap penderita dan pelampiasan sex bagi pria. Hak wanita
berbeda jauh dalam warisan dan dalam hal keadilan.
11.
Islam mempersulit jam kerja dan kebiasaan
rajin bekerja suatu bangsa. Bayangkan, sembahyang 5 waktu – sulit dimengerti jadwal
Allah mirip jadwal bis kota – lewat beberapa menit sudah ketinggalan bis kota; puasa
dan kerja setengah liburan selama 30 hari
di bulan Ramadhan, naik haji yang makan waktu 40 hari lamanya, &
umroh yang 2 mingguan, dan acara ritual dalam masyarakat yg sering kali dilakukan
memboroskan waktu produktip untuk kerja.
12.
Islam melakukan brain washing/cuci otak agama
Islam dengan luar biasa intensif, sehingga mempersulit bangsa untuk mengejar
ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi; boleh dikatakan hampir setiap menit
telinga manusia Indonesia mendengar ajaran Islam! Anak dititipkan sejak dini di
pondok Pesantren, minimal sampai dengan tingkat SMP, untuk menghabiskan
waktunya menghafalkan dan cuci otak Al Quran dalam bahasa Arab! Belasan tahun,
ribuan hari dan jutaan jam hilang tak berguna untuk menghapal hal yang tidak
perlu dan hanya merugikan negara! Orang tua Muslim juga mendorong anak mereka
sekolah di Madrasah demi menjaga kemurnian aklak Islam. Kurikulumnya banyak
mengarah ke agama Islam, pengajaran bahasa Arab yang intensif, dan pengenalan
dan pengagungan Islam beserta budaya Arab. Kriteria sukses dalam studi di
sekolah dibelokan ke arah kesuksesan menghapal ayat2 Al Quran, berapa ribu ayat
yang dapat dihafal seorang siswa, bukan kreativitas IQ dan EQ, mengenaskan!
Brain washing agama Islam terselubung melalui speaker masjid yang hingar
bingar, kurikulum dipenuhi mata pelajaran agama dari sejak TK sampai dengan
universitas, acara radio dan tv yang setiap hari dipaksakan untuk didengar dan
dilihat, acara ritual yang sengaja
disisipkan di kampung-kampung, & acara keagamaan naik haji ke Mekah (&
umroh) yang makan waktu 40 harian. Hal ini ditiru mantan presiden Suharto yang
mewajibkan menyaksikan film Gestapu lewat TV nasional tiap tanggal tertentu. Dapat
dirasakan, Islam menghabiskan hampir 1/3 waktu hidup didunia untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat, tidak mengherankan negara Islam akan selalu terbelakang.
Pendidikan agama Islam dan bhs Arab banyak menyedot anggaran pendidikan
nasional, katakan saja untuk subsidi sekolah swasta Madrasah dan Pondok serta
gaji para guru agama Islam se nusantara. Fakta menyatakan bahwa ada banyak
negara dan univesitas Islam didunia, namun nyaris tidak ada pemenang Nobel dari
mereka; demikian pula negara yang bebas korupsi justru negara2 non Islam.
13.
Islam melemahkan keadilan dengan mengeksploitasi
sifat Maha Penyayang, bukan sifat Maha Adil dari Allah, serta mempermudah
syarat masuk surga. Ajaran bahwa di Bulan Ramadhan penuh berkah, mati di Mekah
langsung naik kesurga, menabung di Bank Syariah mendapat insentip surga, mati
bunuh diri sambil membunuh orang lain dengan bom bunuh diri (jihad) dijanjikan
masuk ke surga dan dapat hadiah 72 bidadari, dst. Ilustrasi lain, seorang PNS Muslim
di kantor pajak siangnya menggelapkan uang negara 200 juta Rp, kemudian
ditengah malam jam 12 berdoa tahajut dan khusuk minta ampun kepada Allah, maka
paginya koruptor ini sudah merasa sehat rohani kembali. Budaya yang jauh dari
rasa keadilan ini mengakibatkan hilangnya rasa malu bangsa. Seorang koruptor di
poto atau di film wartawan malah bangga dengan sengaja berpakaian lengkap khas
agama Islam sambil melambai-lambaikan tangan! Seorang budayawan mengatakan: Agama
secara kelakar sering disebut menjadi obat analgestik, menghilangkan rasa
sakit, namun tidak menghilangkan penyakitnya; menghilangkan rasa berdosa, namun
tidak menghilangkan sifat korupnya, bahkan membuat sikap korupnya menjadi-jadi,
sehingga prestasi negara-negara Islam (termasuk Indonesia) selalu menjadi among
the best top ten corrupted country in the world. Pegawai negeri sipil disumpah
jabatan, namun ternyata hanya permainan lidah, Allah tidak ditakuti. Bila
dibandingkan dengan negara Komunis seperti RRC dan Vietnam, yang hampir nol
prestasi korupsinya, maka selalu berdalih “ RRC dan Vietnam itu yg Islami,
Indonesia justru tidak Islami”, disertai jurus bela diri:” Prestasi korupsi
tinggi tidak apa-apa, asal masuk surga karena Islam, Kalau negara Komunis
bersih korupsi tapi tidak masuk sorga karena komunis”. Setelah kenyang korupsi
dimasa kerja, ketika tua “bersembunyi” dibelakang agama sambil menikmati hasil
korupsinya. Setan selalu berwajah malaikat. Kejahatan selalu bersembunyi
dibalik kebaikan! Agama dan Pancasila adalah persembunyian yang nyaman bagi
para pelaku kejahatan kelas wahid. Jadi, Islam memperlemah: budaya keadilan,
kejujuran dan budaya malu, moralitas bangsa, serta mendorong bangsa ke dunia
materialisme/hedonisme.
a.
Filosofi menjadi kaya raya tanpa
memperdulikan cara bagaimana mendapatkan kekayaan itu kini mewabah di
Indonesia.
b.
Di perumahan mewah/elit dimana banyak
warganya yang PNS pejabat tinggi malu naik sepeda motor, malu naik kendaraan
umum seperti bis umum atau gojeg, namun tidak malu untuk melakukan korupsi.
c.
Rasa malu tidak ada lagi, terbukti korupsi
dan di siarkan televisi malah bangga dan memakai pakaian keagamaan Islam sambil
dada kepada penonton, korupsi kok bangga??? Manusia Jepang harakiri daripada
merasa malu.
14.
Islam menguras devisa negara untuk hal yang
tidak perlu yang hanya menguntungkan negara asing. Ibadah Haji merupakan salah
satu pilar agama Islam yang termasuk dalam lima rukun Islam. Demikian pula umroh. Cindera mata berupa air zam2,
minyak wangi, makanan dan handy craft yg seba Islamis (walau buatan China dan
Bangladesh) dijadikan tradisi untuk oleh2 demi menguras dompet kaum turis
ibadah Haji. Antrian panjang sampai 50 th untuk naik haji dialami oleh beberapa
Muslim Indonesia.
15.
Islam menambah biaya keamanan yang tidak
diperlukan pada upacara2 ritual non Islam, misalnya upacara Natal, Nyepi, Imlek
dan Bodisatwa terpaksa dijagai tentara dan polisi dengan imbalan honor keamanan,
untuk menjaga kemungkinan adanya teroris Islam.
16.
Islam beranak pinak dengan cepat sekali dan diijinkan
beristri sampai dengan empat dan didorong untuk produksi anak tinggi; ini
adalah salah satu strategi perkembangan
Islam adalah dengan jurus banyak beranak pinak dan berimigrasi. Akibatnya,
keluarga berencana sulit diterapkan, dianggap melawan Allah; pemerintah harus
memberi pekerjaan sedemikian banyak generasi muda!
17.
Islam menajamkan SARA, lihat ada Kost Khusus
Islam, Makam khusus Islam, Kolam renang khusus Islam, Resto khusus Islam, bank
syariah Islam, kabupaten Islam atau serambi Mekah, bila dibiarkan dan
diteruskan akan menuju negara Khilafah, dst.
18.
Islam membudayakan jiwa plintat plintut
(plinplan) melalui kata insya Allah. Janji seorang Muslim dialihkan ke
tanggungjawab Allah. Sangat berbeda dengan Hindu, Kristen atau Budha, yang
jelas diajarkan untuk tidak menyebut nama Tuhan untuk hal yang tidak perlu dan
satunya kata dengan perbuatan.
19.
Islam adalah agama sekaligus politik, maka Islam
tidak pernah berhenti melakukan manufer politik, misalnya: prabu Brawijaya “ditusuk
dari belakang” oleh wali songo (MUI abad itu), poros tengah Amin Rais
menghentikan Megawati menjadi presiden saat reformasi, Amin Rais menurunkan Gus
Dur, kelompok Islam keras menjegal Ahok menjadi gubernur DKI, mereka juga menjegal
Jokowi (nyaris berhasil), dan Islam menjadi penghalang bagi non Muslim yang
kompeten untuk menduduki puncak jabatan di organisasinya.
20.
Jaringan politik internasional Islam terjalin
rapi melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI adalah sebuah organisasi
internasional dengan 57 negara Islam anggota yang memiliki perwakilan tetap di
Perserikatan Bangsa-Bangsa. OKI memiliki kekuatan politik yang besar untuk
mengimbangi kekuatan politik negara Barat, misalnya Inggris dengan negara2
Common Wealth nya. Dukungan finansial dari negara OKI, misalnya UEA dan Arab
Saudi, sangat banyak untuk pemenangan Parpol yang Islami dan Sekolah/pendidikan
yang Islami dinegara yang dituju dan mau dikuasai, misalnya Indonesia. Negara2
Arab mulai bersiap-siap, apabila sumber kekayaan utama negara habis (minyak dan
gas) atau tergantikan energi alternatip (air angin matahari herbal), maka
bisnis utama mereka berubah menjadi membisniskan agama Islam!
21.
Islam membenturkan Indonesia melawan Israel
(bgs Yahudi) & Bangsa China. Bangsa Indonesia diseret secara halus memihak
bangsa Palestina/Arab dalam konflik di negara Timur Tengah. Padahal bangsa
Indonesia kurang paham akan akar permasalahan konflik mereka yang dapat
dipahami lewat kitab suci bangsa Yahudi dan Kristen. Akibat memihak Arab
Palestina telah menyebabkan ekonomi Indonesia selalu dikacau dengan mudah
melalui nilai tukar dollar oleh pakar finansial dunia yang didominasi oleh
orang Yahudi, nilai rupiah begitu rendah dibanding nilai dollar. Negara USA dan
Russia pun segan bermusuhan dengan jaringan finansial Yahudi yang mendunia dan
sangat kuat. Islam mencoba melawan Yahudi menggunakan agama dan jurus finansial
yang mirip yaitu bank syariah, dan Indonesia menjadi korban pertentangan Yahudi
– Arab. Demikian pula dengan bangsa China, masih banyak kaum Muslim yang anti
Tionghoa/Chinese, simak fakta: kasus Tragedi Mei, kasus Ahok, dan sulitnya
kasus naturalisasi para pahlawan badminton Indonesia! Padahal Al Qouran
menyatakan: belajarlah sampai ke negeri Cina (bukan Timur Tengah!). Seandainya
Indonesia dipimpin kaum bisnis suku Tionghoa, mungkin Indonesia cepat makmur
dan sejahtera, jauh melebihi Singapore, Taiwan dan Hongkong; karena kekayaan
alam Indonesia ribuan kali dari ke 3 negara itu. Warga Tionghoa pada umumnya
wiraswasta, bisnis, atau industrialis; jarang menjadi pegawai negeri; jadi
banyak menciptakan peluang kerja dan banyak menghasilkan devisa bagi negara
lewat pajak; mereka bukan “rayap” bangsa seperti kebanyakan PNS yang bermental
korup. Mereka juga sangat Nasionalis, bahkan melebibihi pribumi, misalnya Yap
Thian Hiem, Arief Budiman, Ariel Haryanto, George Adi Condro, Soe Hok Gi, Tan
Koen Swi, Kwik Kian Gie, Rudy Hartono, Susi Susanti, dst. Kaum Tionghoa jauh
lebih berguna daripada para kadrun Arab seperti Basyir, Rizieq, dst, yang biasa
membuat keonaran dan perpecahan bangsa! Sayang Islam membenturkan Indonesia
dengan bangsa China yang cerdas dan pandai dagang! Oleh Islam, Indonesia dibuat
bermusuhan dengan negara maju, cerdas, modern dan pintar bisnis (RRC dan
Israel), dan dibuat serumpun dengan negara Timur Tengah (Arab) dibawah bendera
OKI yang kolot, tertinggal dan amburadul (banyak konflik).
22.
Islam membudayakan sikap suka mempersulit
orang lain (filosofi “Kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?). Masuk
Islam adalah amat sangat mudah, cukup mengucapkan satu kalimat syahadat; keluar
Islam adalah dipersulit setengah mati – dikucilkan dan dapat dihukum mati!
23.
Islam menjajah Indonesia dalam kebudayaan
berketuhanan Yang Maha Esa, di Indonesia sudah banyak dikenal aliran
kepercayaan, namun tersingkir masuk kotak dan tidak bisa masuk dalam KTP, luar
biasa! Sebagai gambaran: Basyir, Riziq, dll., bila bermasalah dengan polisi
lalu lari ke Saudi, dan Indonesia tidak bisa apa2 – kalau tokoh kepercayaan
sedikit saja berimprovisasi langsung ditngkap; TKW diperkosa dan dihukum mati,
lalu dikirimkan pembela hukum dari Indonesia, ternyata tidak bisa menolong juga
– ada ayat yang membenarkan untuk meniduri TKW dalam Al Quran; budaya
berpakaian – berambut – bercelana – berjenggot – berbahasa sudah mengarah
Arabisasi; sungguh repot kalau suatu negara sudah dijajah melalui agama namun
penduduknya tidak sadar.
24.
Islam mempersulit masuknya aliran kepercayaan
asli Indonesia kedalam jajaran yang sepadan dengan agama/kepercayaan lain yang
tertera dalam KTP. Aliran kepercayaan asli Indonesia misalnya Kejawen penuh
local wisdom, local content, dan menganggap Tuhan YME beserta alamNya tidak
pernah selesai dipelajari; jadi bukan agama yang dicari tapi kebenaran yang tak
pernah selesai dimenegerti. Sampai saat ini kepercayaan asli masih dihambat
untuk diakui secara resmi dan dapat dicantumkan di KTP dan UU Perkawinan.
25.
Islam dipakai sebagai alat kekerasan oleh
dalang politik dibelakang layar. Hampir 1 juta
rakyat yang tidak berdosa dituduh PKI dibantai dengan menggunakan masyarakat
Islam garis keras saat itu. Demikian pula tragedi Mei 1998 Islam garis keras
dipakai untuk menindas dan mempermalukan kaum Tionghoa yang tidak bersalah.
Front Pembela Islam terus menerus dipakai sebagai sarana “manajemen ketakutan
berbasis kekerasan”, bersama UU Penodaan agama, FPI menjadi alat ampuh untuk
membungkam dan menumpas ide baru yang mengarah kemajuan berbudaya. Islam juga
terus dipakai untuk menolak rekonsiliasi akibat tragedi diatas untuk memulihkan
trauma para korban G30S.
26.
Islam dipakai sebagai alat mencari uang
dengan mudah sekali bagi para ulama dan politikusnya. Sertifikasi makanan halal
dan zakat fitrah merupakan sumber keuangan yang luar biasa untuk kegiatan
politik dan penegakan hkm syariah. Sekedar ilustrasi, dulu Probosutejo, paman
Soeharto, diberi hak untuk sertifikasi cengkeh, hanya dalam waktu 1 tahun, dia
sudah dapat dikatakan masuk jajaran kaum trilyuner. Zakat fitrah juga sering
dijadikan sebagai alat money laundry sekaligus sin laundry bagi koruptor agar
di hari tuanya selalu menjadi orang terhormat yang kelimpahan harta berkat hasil
korupsi dan nepotisme di jaman kejayaannya sebagai orang penting di
pemerintahan.
27.
Menggerogoti anggaran pendidikan nasional:
Seorang ahli anggaran belanja nasional memperkirakan bahwa hampir 1/3 anggaran
pendidikan dialirkan untuk subsidi sekolah Islam seperti madrasah dan pondok,
guru agama Islam juga menerima honor dana dari pemerintah. Sekolah yang lahir
dari pergerakan dan perjuangan Nasional seperti Taman Siswa dibiarkan sengsara
terlantar!
28.
Islam menandaskan bahwa Allah menciptakan agama, yang menurut pakar
spiritual adalah tidak mungkin! Mana mungkin Tuhan menciptakan penjara sempit
bagi dirinya sendiri yang disebut agama, apalagi Tuhannya Islam, Allah,
menandaskan Islam agama terakhir yang sempurna oleh sebab itu dilarang memperdebatkan ayat2 Alqouran!
Ini sungguh bertentangan dengan akal sehat, Budha Yesus Mpu Kanwa tidak pernah
menciptakan agama! Dan Tuhan
maha kritis dan cerdas, jadi suka debat!
29.
Tuhan yang
maha usil: Allah, tuhannya Islam, kurang
kerjaan dan suka usil. Allah yang usil
membuat aturan halal haram. Allah mengharamkan musik2 dari negara Barat, namun
mengagungkan musik2 dari Arab. Demikian pula minuman, makanan, pakaian hijab dan ninja, jenggot, celana
congklang, doa bhs Arab, doa 5x, binatang (misalnya babi, anjing, binatang
ampibi, dst.), tidak boleh
salaman antar gender, tidak boleh mengucapkan Natal, manusia di kutub disuruh
puasa 22 jam, dst. Hal ini sulit diterima akal sehat, apakah
sedemikian sifat Allah - suka
usil, gemar mempersulit hidup manusia, dan tidak mau menggunakan akal sehat?
30.
Penghambat
Ilmu Pengetahuan: Islam merintangi kemajuan ilmu pengetahuan
terutama yang bersifat budaya dan spiritual melalui hukum penodaan agama, Islamisasi
Pengetahuan dan Taqiya. Berbagai cerita, teori, iklan dan dakwah yang tidak
benar di buat dan diterbitkan di berbagai mass media, sehingga berita dan fakta
yang benar tertimbun sampah taqiya rekayasa para Muslim. Hoax Ilmu pengetahuan juga ditmunculkan,
seperti Borobudur, Diponegoro, Brawijaya, Astronut dengar azan, Teori big bang,
teori nuklir, dst. Search di Google menjadi sulit karena tumpukan hoax buatan
Muslim, misalnya seseorang mencari di google dengan keyword “Kesalahan Al
Qouran”, maka hasilnya akan didapatkan pada halaman ke 20 setelah mengklik
tombol next, next, next, dst. Itu kalau sabar, kalau tidak, ya berhenti di
timbunan berita hoax karya para Muslim.
Agama2
non Islam, seperti Hindu Budha Kristen Kong Hu CU dan Kepercayaan (minoritas),
tidak akan menimbulkan akibat negatip sampai dengan sebegitu banyaknya di
Indonesia (30 butir hasil analisa seperti diatas, dan siapa tahu mungkin ada
pembaca yang dapat menambahkan butir2 kelemahan lagi)! Oleh sebab itu betapa
mahalnya memelihara Islam bagi bangsa Indonesia; Islam menghamburkan banyak
resources negara seperti tenaga, waktu, biaya, dan pikiran! Beban
ini rupanya masih kurang dimengerti oleh masyarakat umum (terutama kaum Muslim)
yang malas membaca, mengolah dan menggunakan akal budi. Mungkin
analisa diatas juga berlaku bagi agama lain (non Islam) yang menjadi mayoritas
di negara tertentu dimana negara itu menjadi tertinggal, tidak aman dan
sejahtera! Untuk itu silahkan menganalisa peran agama di negara yang anda
minati.
Prof Jerman diatas juga mengemukakan
hipothesanya, walaupun banyak mahasiwa pasca sarjana yang mengambil program
master dan doktor di negara maju (USA, Jerman, Inggris, Perancis, Jepang,
Taiwan, dst), namun menurut pengamatan beliau, ternyata yang terjadi hanyalah
transfer pengetahuan, bukan perubahan budaya (transfer of knowledge not cultural
change); jadi setelah Master, PhD bahkan Professor dan kembali ke Indonesia, ternyata
hati dan pikirannya masih terjajah budaya berketuhanan ala Timur Tengah yang
terbelakang; kadang2 mereka justru ada yang menjadi lebih fanatik/radikal. Al
Quran dan budaya Arab masih mendasari pikiran, ucapan dan tindakan para ilmuwan
Muslim, sehingga dana beasiswa yang trilyunan rupiah itu kurang bermanfaat. Obat mujarab bagi orang yang mata
rohani dan pikirannya sedang mabok agama adalah internet, khususnya YouTube. Demikian
bantuan pemikiran kritis analitis dari Jerman, semoga bermanfaat.
Abad
Pencerahan atau Zaman Pencerahan (bahasa Inggris: Age of Enlightenment ; bahasa
Jerman: Aufklärung) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang
diketahui memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional,
memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini,
masyarakat mulai menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah.
Ideologi Sekularisme menjadi dasar tonggak peradaban maju Eropa. Saat itu,
Agama adalah candu atau aslinya ditulis dalam Bahasa Jerman, Die Religion ...
ist das Opium des Volkes (terjemahan langsung: "Agama... adalah opium bagi
masyarakat"), adalah kutipan terkenal dari tulisan Karl Marx yang sering
disalah artikan. Kemudian muncul ungkapan "Tuhan sudah mati" (bahasa
Jerman: "Gott ist tot") adalah sebuah ungkapan yang banyak dikutip
dari Friedrich Nietzsche. Nietzsche mengkritik nilai-nilai kekristenan yang
terpengaruh Plato: semua yang ada di dunia ini adalah bentuk yang tidak
sempurna akan sesuatu yang lebih besar di alam sana. Nietzsche menganggap
kekristenan mengajarkan orang untuk menolak, membenci, dan melarikan diri dari
kehidupan di dunia ini demi suatu mitos “dunia nyata” yang imajiner. Nietzsche
menuduh pendeta-pendeta dan pengajar-pengajar agama sebagai pengajar-pengajar
maut, karena membuat orang berpindah fokus dari hidup ke kematian. Saat itu kemuakan
masyarakat Jerman terhadap kaum agama luar biasa. Pada akhirnya, para
Ilmuwan Eropa dan Amerika dapat merontokan jaman kegelapan Eropa (mabok agama )
yang dimotori gereja Katholik saat itu, mabok agama ditentang dan diperdebatkan
secara publik/umum, sehingga terjadi pencerahan. Demikian pula paham komunis,
melalui mas media ilmuwan Barat dan USA membabat komunisme, lalu negara Soviet
pecah berkeping dijaman Gorbachev.
Selanjutnya, sekarang sudah jaman revolusi industri 4.0,
jaman digital, saat ini Islam sedang menjadi sasaran empuk serangan bagi para
ilmuwan Barat yang rasional. Obat mujarab bagi yang mabok agama Islam di era
digital adalah debat agama di YouTube. Dan debat terbaik tentang Islam vs
Kristen kelas dunia saat ini adalah Christian Pince (CP) di YouTube. Menurut
CP, Dunia harus dibebaskan dari pembodohan, kebohongan dan ketidak jujuran.
Dunia juga membutuhkan kehidupan yang tenang, tenteram dan nyaman. CP telah
melakukan kedua hal itu melalui perdebatan di YouTube dan buku-bukunya yang
best seller di Amazone.com. CP menyatakan bahwa ia lebih tahu Islam dari pada
nabi Muhammad. Ratusan videonya dapat didengarkan atau didownload di YouTube,
banyak yang sudah diterjemahkan ke bhs Indonesia. CP menyarankan agar jangan
belajar Islam dari orang Muslim karena tidak akan mendapatkan kebenaran asli,
belajarlah Islam langsung dari buku kitab sucinya (Al Quran) supaya tahu naskah
aslinya yang tidak dipelintir, disembunyikan, atau dipermanis narasinya.
Menurut CP, Naskah asli Al Quran banyak berisi kekerasan, sex, bias gender,
anti demokratis, anti Kristen, dan rancu. Mengapa CP melakukan perdebatan
terbuka di YouTube? Karena CP sangat menyayangi Muslim, CP ingin menyelamatkan
Muslim dari ajaran Islam yang sebenarnya/asli yang tidak dimengerti sebagian
besar kaum Muslim!”. Secara cerdas cerdik kritis dan bijak, CP telah membuktikan
ketidak benaran Islam lewat debat yang berbasis fakta dan kebenaran di YouTube,
dan s/d saat ini belum ada seorang Muslimpun (dari 1,5 milyar Muslim di dunia)
yang mampu mengalahkan debat tentang Islam melawan dia. CP juga menandaskan
bahwa agama itu buatan manusia (man made), maka jangan mementingkan agama
melainkan ajaran yang ada di Kitab Suci. CP sebagai orang Kristen menandaskan
bahwa Yesus tidak pernah berniat mendirikan agama!
Dapat dirasakan, kelemahan mendasar kaum
Muslim Indonesia adalah kurang mampu dalam berbahasa Arab dan berbahasa
Inggris, kurang banyak membaca, kurang mengolah logika, serta lebih suka
menjadi pendengar yang pasif, sehingga mudah dikelabui dan digendam lewat agama
dan budaya Arab. Sebagai contoh lemahnya nalar bangsa Indonesia: seluruh
Indonesia dapat dibuat mabuk tanaman daun gelombang cinta, kemudian gelombang
ikan lohan, kemudian pernah seluruh Indonesia dapat digendam dengan batu akik, dan
pak Harto dengan mudah menggendam bangsa dengan kepalsuan Supersemar dan
sejarah G30S, lalu juga pernah seluruh Indonesia dapat dibuat mabuk pak Jokowi
dengan mobil SMK saat beliau pejabat di kota Solo (catatan: anggota forum
diskusi juga terpengaruh, ini strategi pemenangan Jkw yang tepat melihat logika
nalar bangsa yg masih tarap sebegitu), dst.
Sebagai penutup, barang siapa merasa Muslim
dan sudah membaca analisa 26 butir kelemahan Islam diatas dan juga sudah mendengarkan
debat empat saja pakar terbaik Islam kelas dunia dari Arab (Christian Prince, Hassan Radwan, Imam
Tawhidi, dan Ismaeel) di YouTube, namun tetap beragama Islam dan tidak merasa
dibohongi oleh Allah dan Muhammad maka dapat dikatakan “Faith is Blind”
(Keyakinan itu Buta), ini sepadan dengan “Love is Blind” (Cinta itu buta). Dan
kepadanya patut diberikan sertifikat lemah ingatan dan nalar! Akhir kata, bila
anda simpati kepada nasib bangsa Indonesia, maka marilah singsingkan lengan
baju anda untuk membantu mendidik Muslim yang lain agar sadar dan segera lepas
dari gendam Arab dengan meneruskan/forward tulisan ini kepada rekan2 dekat anda
atau mendiskusikan artikel ini disuatu forum! Tulisan ini diharapkan menjadi
lilin penerang kegelapan hati dan pikiran saudara kita setanah air yaitu kaum
Muslim Indonesia yang kita sayangi, dengan demikian, Indonesia diharapkan cepat
maju, adil, aman tentram dan sejahtera…
Koln, akhir Juli 2019
Didokumentasi dan disumbangkan oleh
Komunitas Cerdas Spiritual di Koln
(Sebuah Komunitas yang setengah resmi dari
Mahasiswa Postgrad di Jerman)