Jumat, 12 Maret 2021

BETAPA MAHALNYA MEMBIAYAI ISLAM DI INDONESIA

 Ringkasan dari forum diskusi di kota Koln Jerman

Negara Jerman adalah terkenal dengan pemikiran baru yang melahirkan reformasi dan pencerahan dunia. Tokoh2 seperti Karl Marx, Hegel, dan Luther adalah contohnya. Di kota Koln Jerman, seorang Indonesianist (pecinta dan peneliti Indonesia), profesor dibidang budaya dari Jerman, yang sering meneliti budaya Jawa dan Islam dan sering berkunjung ke Yogya – Solo menyatakan dalam ceramah & diskusi tertutupnya: "Kemajuan Indonesia akan berbanding lurus dengan jumlah orang yang murtad dari Islam. Semakin banyak yang murtad, Indonesia semakin maju. Menjaga keamanan Indonesia dari gangguan Islam membutuhkan biaya, tenaga, pikiran dan waktu yang banyak sekali, ibarat menjagai remaja yang nakal sekali, yang setiap saat mampu membakar rumahnya dengan bermain api. Islam sangat memboroskan resources negara dari sisi: waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Manusia modern sudah tidak suka agama. Tuhan juga tidak beragama dan mencipta agama. Agama adalah penjara sangat sempit bagi Tuhan dan Manusia serta sumber pertikaian manusia. Islam adalah cult Arab dengan karakter 5 in 1: Islamisasi Tuhan, Arabisasi, Politisasi, Bisnisisasi, dan Pembodohan serta penjajahan Budaya bangsa lain. Kasus serupa juga dialami Jerman dalam menghadapi ribuan imigran Islam dari Timur Tengah”. Bagian kedua hasil dari forum diskusi ini adalah ringkasan yang menitik beratkan pada analisa “BETAPA MAHALNYA MEMBIAYAI ISLAM DI INDONESIA” (Meninjau sisi negatip Islam saja):

1.       Keamanan Negara: Islam senantiasa mengancam perpecahan bangsa, sejak jaman prabu Brawijaya, Kahar Muzakar, DI, TII, FPI, ISIS, Piagam Jakarta, Bom Borobudur, Tragedi Poso, Tragedi Ambon, berbagai tragedi bom di gereja, perusuh Nurdin Top, Bom Bali, Basyir, FPI, Riziq, dst. Dan yang akan terjadi? Mungkin tinggal tunggu waktu, karena text2 di ayat suci Al Qouran mengandung anjuran mengarah ke negara Islam dengan hukum syariah dan bentuk negara Kalifah. Tidak heran setiap presiden Indonesia pasti selalu mengingatkan akan kemungkinan bahaya ini dan cara mencegahnya seraya menekankan pentingnya Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

2.       Islam juga mengakibatkan melemahnya budi pekerti dan budaya sopan santun, serta mendorong munculnya budaya kekerasan: jam 4 pagi speaker masjid sudah sedemikian kerasnya berbunyi (1 km masih kedengaran!). Selama bulan Ramadhan, hingar bingar tabuh bedug, kentongan ronda, dan speaker mesjid bersautan. Selain itu, semua orang, apapun agamanya, disalami dgn paksa memakai bhs Arab “asalam mulaikum”, dst. Orang non Muslim hanya dapat mengerutkan dahi sambil terpaksa menjawab dalam bhs Arab. Pada bulan puasa, masyarakat non Muslim “dipaksa” menghormati dan mengikuti aturan2 tertentu dalam Islam, ada “polisi” ketertiban Islam untuk kasus ini.

3.       Islam tidak menjunjung kejujuran. Kaum Muslim boleh berbohong kepada non Muslim (taqiya) demi agama dan Allahnya (ada ayat untuk menganjurkan berbohong). Banyak berita picisan dan tidak benar yang sengaja dibuat untuk dakwah di internet dan YouTube, misalnya Astronout mendengar suara azan di rg angkasa, candi borobudur di buat nabi Islam, si X murtad dari Z lalu masuk Islam, dst.

4.       Islam tidak paralel dengan hak azasi manusia. Bagi yang bersuara kritis terhadap Islam dibungkam dengan u.u penodaan agama, yang murtad diancam hukuman mati. Di negara timur Tengah, misalnya Arab Saudi, UEA, Yordan, Iran, dst., agama Kristen dilarang berkembang, demikian pula bangunan ibadah tidak diijinkan; kebalikan dengan Eropa, USA, Canada, Australia, dst., yang membebaskan agama Islam untuk berkembang beserta tempat ibadahnya, maka mereka membeli gereja2 yang bangkrut untuk dijadikan masjid! Seandainya ada kebebasan beragama di negara2 Islam, mungkin hanya butuh waktu kurang dari sepuluh tahun, Islam akan disalib berbagai agama lain atau agnostik dari segi pemeluknya!

5.       Islam jauh dari peri kebinatangan. Cara menyembelih binatang yang digorok lehernya adalah luar biasa kejam (hal ini sudah diprotes oleh negara beradab), ini sangat ditentang oleh manusia modern dan beradab yang membunuh binatang yang mau dikonsumsi secara cepat, mengena dan menghindarkan rasa sakit yang diderita hewan. Kekejaman penggorokan leher hewan ini justru dipertontonkan secara masal disaat Iedhul Adha, sebuah contoh kekejaman yang tidak layak ditonton apalagi anak2, kambing dan kerbau mati perlahan sambil meraung-raung kesakitan diselingi doa dan teriakan Allahu Akbar, sebuah kontradiksi.

6.       Islam tidak rasional, orang disekitar kutub bumi yang sering mengalami matahari bersinar lebih dari dua puluh jam disuruh puasa sampai dengan matahari terbenam, mengapa tidak 12 jam sama untuk seluruh negara? Puasa 20 jam akan merusak kesehatan. Hidup panjang didunia ini didominasi oleh para wanita Okinawa Jepang dan Itali, padahal mereka tidak puasa. Jadwal doa seperti jadwal K.A, dan arah berdoa mengarah ke Mekah, dst. Islam membudayakan upacara ritual yang bersifat seremonial yang memboroskan biaya dan waktu kerja bangsa, upacara dan kegiatan agama seperti istigosah atau tabliq akbar atau kebiasaan menyiapkan dan mengantar jemah haji, semuanya mengganggu dan menggerus etos kerja bangsa.

7.       Islam tidak mengenal golden rule (perlakuan adil) yaitu hukum untuk memperlakukan orang lain seperti memperlakukan dirinya sendiri, sebab non Islam dianggap kafir dan warga kelas dua, demikian pula kedudukan wanita.

8.       Islam tidak mengenal demokrasi karena hukum syariah adalah faham teokratis yang fasis. Agama diajarkan secara brain washing dan tidak diperbolehkan dipertanyakan apalagi memperdebatkan ayat2 Al Quran.

9.       Islam juga melakukan gerilya budaya; bahasa, musik, pakaian, hijab, celana congklang, janggut milik budaya Arab dipaksakan atau digerilyakan ke bangsa Indonesia. Istilah ke Arab2an seperti sakinah, marwadah, zuleha, dst., saat ini sudah mengungguli bahasa ibu.

10.   Islam juga bias gender, wanita hanya kelas dua, hanya pelengkap penderita dan pelampiasan sex bagi pria. Hak wanita berbeda jauh dalam warisan dan dalam hal keadilan.

11.   Islam mempersulit jam kerja dan kebiasaan rajin bekerja suatu bangsa. Bayangkan, sembahyang 5 waktu – sulit dimengerti jadwal Allah mirip jadwal bis kota – lewat beberapa menit sudah ketinggalan bis kota; puasa dan kerja setengah liburan selama 30 hari  di bulan Ramadhan, naik haji yang makan waktu 40 hari lamanya, & umroh yang 2 mingguan, dan acara ritual dalam masyarakat yg sering kali dilakukan memboroskan waktu produktip untuk kerja.

12.   Islam melakukan brain washing/cuci otak agama Islam dengan luar biasa intensif, sehingga mempersulit bangsa untuk mengejar ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi; boleh dikatakan hampir setiap menit telinga manusia Indonesia mendengar ajaran Islam! Anak dititipkan sejak dini di pondok Pesantren, minimal sampai dengan tingkat SMP, untuk menghabiskan waktunya menghafalkan dan cuci otak Al Quran dalam bahasa Arab! Belasan tahun, ribuan hari dan jutaan jam hilang tak berguna untuk menghapal hal yang tidak perlu dan hanya merugikan negara! Orang tua Muslim juga mendorong anak mereka sekolah di Madrasah demi menjaga kemurnian aklak Islam. Kurikulumnya banyak mengarah ke agama Islam, pengajaran bahasa Arab yang intensif, dan pengenalan dan pengagungan Islam beserta budaya Arab. Kriteria sukses dalam studi di sekolah dibelokan ke arah kesuksesan menghapal ayat2 Al Quran, berapa ribu ayat yang dapat dihafal seorang siswa, bukan kreativitas IQ dan EQ, mengenaskan! Brain washing agama Islam terselubung melalui speaker masjid yang hingar bingar, kurikulum dipenuhi mata pelajaran agama dari sejak TK sampai dengan universitas, acara radio dan tv yang setiap hari dipaksakan untuk didengar dan dilihat,  acara ritual yang sengaja disisipkan di kampung-kampung, & acara keagamaan naik haji ke Mekah (& umroh) yang makan waktu 40 harian. Hal ini ditiru mantan presiden Suharto yang mewajibkan menyaksikan film Gestapu lewat TV nasional tiap tanggal tertentu. Dapat dirasakan, Islam menghabiskan hampir 1/3 waktu hidup didunia untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, tidak mengherankan negara Islam akan selalu terbelakang. Pendidikan agama Islam dan bhs Arab banyak menyedot anggaran pendidikan nasional, katakan saja untuk subsidi sekolah swasta Madrasah dan Pondok serta gaji para guru agama Islam se nusantara. Fakta menyatakan bahwa ada banyak negara dan univesitas Islam didunia, namun nyaris tidak ada pemenang Nobel dari mereka; demikian pula negara yang bebas korupsi justru negara2 non Islam.

13.   Islam melemahkan keadilan dengan mengeksploitasi sifat Maha Penyayang, bukan sifat Maha Adil dari Allah, serta mempermudah syarat masuk surga. Ajaran bahwa di Bulan Ramadhan penuh berkah, mati di Mekah langsung naik kesurga, menabung di Bank Syariah mendapat insentip surga, mati bunuh diri sambil membunuh orang lain dengan bom bunuh diri (jihad) dijanjikan masuk ke surga dan dapat hadiah 72 bidadari, dst. Ilustrasi lain, seorang PNS Muslim di kantor pajak siangnya menggelapkan uang negara 200 juta Rp, kemudian ditengah malam jam 12 berdoa tahajut dan khusuk minta ampun kepada Allah, maka paginya koruptor ini sudah merasa sehat rohani kembali. Budaya yang jauh dari rasa keadilan ini mengakibatkan hilangnya rasa malu bangsa. Seorang koruptor di poto atau di film wartawan malah bangga dengan sengaja berpakaian lengkap khas agama Islam sambil melambai-lambaikan tangan! Seorang budayawan mengatakan: Agama secara kelakar sering disebut menjadi obat analgestik, menghilangkan rasa sakit, namun tidak menghilangkan penyakitnya; menghilangkan rasa berdosa, namun tidak menghilangkan sifat korupnya, bahkan membuat sikap korupnya menjadi-jadi, sehingga prestasi negara-negara Islam (termasuk Indonesia) selalu menjadi among the best top ten corrupted country in the world. Pegawai negeri sipil disumpah jabatan, namun ternyata hanya permainan lidah, Allah tidak ditakuti. Bila dibandingkan dengan negara Komunis seperti RRC dan Vietnam, yang hampir nol prestasi korupsinya, maka selalu berdalih “ RRC dan Vietnam itu yg Islami, Indonesia justru tidak Islami”, disertai jurus bela diri:” Prestasi korupsi tinggi tidak apa-apa, asal masuk surga karena Islam, Kalau negara Komunis bersih korupsi tapi tidak masuk sorga karena komunis”. Setelah kenyang korupsi dimasa kerja, ketika tua “bersembunyi” dibelakang agama sambil menikmati hasil korupsinya. Setan selalu berwajah malaikat. Kejahatan selalu bersembunyi dibalik kebaikan! Agama dan Pancasila adalah persembunyian yang nyaman bagi para pelaku kejahatan kelas wahid. Jadi, Islam memperlemah: budaya keadilan, kejujuran dan budaya malu, moralitas bangsa, serta mendorong bangsa ke dunia materialisme/hedonisme.

a.       Filosofi menjadi kaya raya tanpa memperdulikan cara bagaimana mendapatkan kekayaan itu kini mewabah di Indonesia.

b.       Di perumahan mewah/elit dimana banyak warganya yang PNS pejabat tinggi malu naik sepeda motor, malu naik kendaraan umum seperti bis umum atau gojeg, namun tidak malu untuk melakukan korupsi.

c.       Rasa malu tidak ada lagi, terbukti korupsi dan di siarkan televisi malah bangga dan memakai pakaian keagamaan Islam sambil dada kepada penonton, korupsi kok bangga??? Manusia Jepang harakiri daripada merasa malu.

14.   Islam menguras devisa negara untuk hal yang tidak perlu yang hanya menguntungkan negara asing. Ibadah Haji merupakan salah satu pilar agama Islam yang termasuk dalam lima rukun Islam. Demikian  pula umroh. Cindera mata berupa air zam2, minyak wangi, makanan dan handy craft yg seba Islamis (walau buatan China dan Bangladesh) dijadikan tradisi untuk oleh2 demi menguras dompet kaum turis ibadah Haji. Antrian panjang sampai 50 th untuk naik haji dialami oleh beberapa Muslim Indonesia.

15.   Islam menambah biaya keamanan yang tidak diperlukan pada upacara2 ritual non Islam, misalnya upacara Natal, Nyepi, Imlek dan Bodisatwa terpaksa dijagai tentara dan polisi dengan imbalan honor keamanan, untuk menjaga kemungkinan adanya teroris Islam.

16.   Islam beranak pinak dengan cepat sekali dan diijinkan beristri sampai dengan empat dan didorong untuk produksi anak tinggi; ini adalah  salah satu strategi perkembangan Islam adalah dengan jurus banyak beranak pinak dan berimigrasi. Akibatnya, keluarga berencana sulit diterapkan, dianggap melawan Allah; pemerintah harus memberi pekerjaan sedemikian banyak generasi muda!

17.   Islam menajamkan SARA, lihat ada Kost Khusus Islam, Makam khusus Islam, Kolam renang khusus Islam, Resto khusus Islam, bank syariah Islam, kabupaten Islam atau serambi Mekah, bila dibiarkan dan diteruskan akan menuju negara Khilafah, dst.

18.   Islam membudayakan jiwa plintat plintut (plinplan) melalui kata insya Allah. Janji seorang Muslim dialihkan ke tanggungjawab Allah. Sangat berbeda dengan Hindu, Kristen atau Budha, yang jelas diajarkan untuk tidak menyebut nama Tuhan untuk hal yang tidak perlu dan satunya kata dengan perbuatan.

19.   Islam adalah agama sekaligus politik, maka Islam tidak pernah berhenti melakukan manufer politik, misalnya: prabu Brawijaya “ditusuk dari belakang” oleh wali songo (MUI abad itu), poros tengah Amin Rais menghentikan Megawati menjadi presiden saat reformasi, Amin Rais menurunkan Gus Dur, kelompok Islam keras menjegal Ahok menjadi gubernur DKI, mereka juga menjegal Jokowi (nyaris berhasil), dan Islam menjadi penghalang bagi non Muslim yang kompeten untuk menduduki puncak jabatan di organisasinya.

20.   Jaringan politik internasional Islam terjalin rapi melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI adalah sebuah organisasi internasional dengan 57 negara Islam anggota yang memiliki perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa. OKI memiliki kekuatan politik yang besar untuk mengimbangi kekuatan politik negara Barat, misalnya Inggris dengan negara2 Common Wealth nya. Dukungan finansial dari negara OKI, misalnya UEA dan Arab Saudi, sangat banyak untuk pemenangan Parpol yang Islami dan Sekolah/pendidikan yang Islami dinegara yang dituju dan mau dikuasai, misalnya Indonesia. Negara2 Arab mulai bersiap-siap, apabila sumber kekayaan utama negara habis (minyak dan gas) atau tergantikan energi alternatip (air angin matahari herbal), maka bisnis utama mereka berubah menjadi membisniskan agama Islam!

21.   Islam membenturkan Indonesia melawan Israel (bgs Yahudi) & Bangsa China. Bangsa Indonesia diseret secara halus memihak bangsa Palestina/Arab dalam konflik di negara Timur Tengah. Padahal bangsa Indonesia kurang paham akan akar permasalahan konflik mereka yang dapat dipahami lewat kitab suci bangsa Yahudi dan Kristen. Akibat memihak Arab Palestina telah menyebabkan ekonomi Indonesia selalu dikacau dengan mudah melalui nilai tukar dollar oleh pakar finansial dunia yang didominasi oleh orang Yahudi, nilai rupiah begitu rendah dibanding nilai dollar. Negara USA dan Russia pun segan bermusuhan dengan jaringan finansial Yahudi yang mendunia dan sangat kuat. Islam mencoba melawan Yahudi menggunakan agama dan jurus finansial yang mirip yaitu bank syariah, dan Indonesia menjadi korban pertentangan Yahudi – Arab. Demikian pula dengan bangsa China, masih banyak kaum Muslim yang anti Tionghoa/Chinese, simak fakta: kasus Tragedi Mei, kasus Ahok, dan sulitnya kasus naturalisasi para pahlawan badminton Indonesia! Padahal Al Qouran menyatakan: belajarlah sampai ke negeri Cina (bukan Timur Tengah!). Seandainya Indonesia dipimpin kaum bisnis suku Tionghoa, mungkin Indonesia cepat makmur dan sejahtera, jauh melebihi Singapore, Taiwan dan Hongkong; karena kekayaan alam Indonesia ribuan kali dari ke 3 negara itu. Warga Tionghoa pada umumnya wiraswasta, bisnis, atau industrialis; jarang menjadi pegawai negeri; jadi banyak menciptakan peluang kerja dan banyak menghasilkan devisa bagi negara lewat pajak; mereka bukan “rayap” bangsa seperti kebanyakan PNS yang bermental korup. Mereka juga sangat Nasionalis, bahkan melebibihi pribumi, misalnya Yap Thian Hiem, Arief Budiman, Ariel Haryanto, George Adi Condro, Soe Hok Gi, Tan Koen Swi, Kwik Kian Gie, Rudy Hartono, Susi Susanti, dst. Kaum Tionghoa jauh lebih berguna daripada para kadrun Arab seperti Basyir, Rizieq, dst, yang biasa membuat keonaran dan perpecahan bangsa! Sayang Islam membenturkan Indonesia dengan bangsa China yang cerdas dan pandai dagang! Oleh Islam, Indonesia dibuat bermusuhan dengan negara maju, cerdas, modern dan pintar bisnis (RRC dan Israel), dan dibuat serumpun dengan negara Timur Tengah (Arab) dibawah bendera OKI yang kolot, tertinggal dan amburadul (banyak konflik).

22.   Islam membudayakan sikap suka mempersulit orang lain (filosofi “Kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?). Masuk Islam adalah amat sangat mudah, cukup mengucapkan satu kalimat syahadat; keluar Islam adalah dipersulit setengah mati – dikucilkan dan dapat dihukum mati!

23.   Islam menjajah Indonesia dalam kebudayaan berketuhanan Yang Maha Esa, di Indonesia sudah banyak dikenal aliran kepercayaan, namun tersingkir masuk kotak dan tidak bisa masuk dalam KTP, luar biasa! Sebagai gambaran: Basyir, Riziq, dll., bila bermasalah dengan polisi lalu lari ke Saudi, dan Indonesia tidak bisa apa2 – kalau tokoh kepercayaan sedikit saja berimprovisasi langsung ditngkap; TKW diperkosa dan dihukum mati, lalu dikirimkan pembela hukum dari Indonesia, ternyata tidak bisa menolong juga – ada ayat yang membenarkan untuk meniduri TKW dalam Al Quran; budaya berpakaian – berambut – bercelana – berjenggot – berbahasa sudah mengarah Arabisasi; sungguh repot kalau suatu negara sudah dijajah melalui agama namun penduduknya tidak sadar.

24.   Islam mempersulit masuknya aliran kepercayaan asli Indonesia kedalam jajaran yang sepadan dengan agama/kepercayaan lain yang tertera dalam KTP. Aliran kepercayaan asli Indonesia misalnya Kejawen penuh local wisdom, local content, dan menganggap Tuhan YME beserta alamNya tidak pernah selesai dipelajari; jadi bukan agama yang dicari tapi kebenaran yang tak pernah selesai dimenegerti. Sampai saat ini kepercayaan asli masih dihambat untuk diakui secara resmi dan dapat dicantumkan di KTP dan UU Perkawinan.

25.   Islam dipakai sebagai alat kekerasan oleh dalang politik dibelakang layar. Hampir 1 juta rakyat yang tidak berdosa dituduh PKI dibantai dengan menggunakan masyarakat Islam garis keras saat itu. Demikian pula tragedi Mei 1998 Islam garis keras dipakai untuk menindas dan mempermalukan kaum Tionghoa yang tidak bersalah. Front Pembela Islam terus menerus dipakai sebagai sarana “manajemen ketakutan berbasis kekerasan”, bersama UU Penodaan agama, FPI menjadi alat ampuh untuk membungkam dan menumpas ide baru yang mengarah kemajuan berbudaya. Islam juga terus dipakai untuk menolak rekonsiliasi akibat tragedi diatas untuk memulihkan trauma para korban G30S.

26.   Islam dipakai sebagai alat mencari uang dengan mudah sekali bagi para ulama dan politikusnya. Sertifikasi makanan halal dan zakat fitrah merupakan sumber keuangan yang luar biasa untuk kegiatan politik dan penegakan hkm syariah. Sekedar ilustrasi, dulu Probosutejo, paman Soeharto, diberi hak untuk sertifikasi cengkeh, hanya dalam waktu 1 tahun, dia sudah dapat dikatakan masuk jajaran kaum trilyuner. Zakat fitrah juga sering dijadikan sebagai alat money laundry sekaligus sin laundry bagi koruptor agar di hari tuanya selalu menjadi orang terhormat yang kelimpahan harta berkat hasil korupsi dan nepotisme di jaman kejayaannya sebagai orang penting di pemerintahan.

27.   Menggerogoti anggaran pendidikan nasional: Seorang ahli anggaran belanja nasional memperkirakan bahwa hampir 1/3 anggaran pendidikan dialirkan untuk subsidi sekolah Islam seperti madrasah dan pondok, guru agama Islam juga menerima honor dana dari pemerintah. Sekolah yang lahir dari pergerakan dan perjuangan Nasional seperti Taman Siswa dibiarkan sengsara terlantar!

28.   Islam menandaskan bahwa Allah menciptakan agama, yang menurut pakar spiritual adalah tidak mungkin! Mana mungkin Tuhan menciptakan penjara sempit bagi dirinya sendiri yang disebut agama, apalagi Tuhannya Islam, Allah, menandaskan Islam agama terakhir yang sempurna oleh sebab itu dilarang memperdebatkan ayat2 Alqouran! Ini sungguh bertentangan dengan akal sehat, Budha Yesus Mpu Kanwa tidak pernah menciptakan agama! Dan Tuhan maha kritis dan cerdas, jadi suka debat!

29.   Tuhan yang maha usil: Allah, tuhannya Islam, kurang kerjaan dan suka usil. Allah yang usil membuat aturan halal haram. Allah mengharamkan musik2 dari negara Barat, namun mengagungkan musik2 dari Arab. Demikian pula minuman, makanan, pakaian hijab dan ninja, jenggot, celana congklang, doa bhs Arab, doa 5x, binatang (misalnya babi, anjing, binatang ampibi, dst.), tidak boleh salaman antar gender, tidak boleh mengucapkan Natal, manusia di kutub disuruh puasa 22 jam, dst. Hal ini sulit diterima akal sehat, apakah sedemikian sifat Allah - suka usil, gemar mempersulit hidup manusia, dan tidak mau menggunakan akal sehat?

30.   Penghambat Ilmu Pengetahuan: Islam merintangi kemajuan ilmu pengetahuan terutama yang bersifat budaya dan spiritual melalui hukum penodaan agama, Islamisasi Pengetahuan dan Taqiya. Berbagai cerita, teori, iklan dan dakwah yang tidak benar di buat dan diterbitkan di berbagai mass media, sehingga berita dan fakta yang benar tertimbun sampah taqiya rekayasa para Muslim.  Hoax Ilmu pengetahuan juga ditmunculkan, seperti Borobudur, Diponegoro, Brawijaya, Astronut dengar azan, Teori big bang, teori nuklir, dst. Search di Google menjadi sulit karena tumpukan hoax buatan Muslim, misalnya seseorang mencari di google dengan keyword “Kesalahan Al Qouran”, maka hasilnya akan didapatkan pada halaman ke 20 setelah mengklik tombol next, next, next, dst. Itu kalau sabar, kalau tidak, ya berhenti di timbunan berita hoax karya para Muslim.

 

Agama2 non Islam, seperti Hindu Budha Kristen Kong Hu CU dan Kepercayaan (minoritas), tidak akan menimbulkan akibat negatip sampai dengan sebegitu banyaknya di Indonesia (30 butir hasil analisa seperti diatas, dan siapa tahu mungkin ada pembaca yang dapat menambahkan butir2 kelemahan lagi)! Oleh sebab itu betapa mahalnya memelihara Islam bagi bangsa Indonesia; Islam menghamburkan banyak resources negara seperti tenaga, waktu, biaya, dan pikiran! Beban ini rupanya masih kurang dimengerti oleh masyarakat umum (terutama kaum Muslim) yang malas membaca, mengolah dan menggunakan akal budi. Mungkin analisa diatas juga berlaku bagi agama lain (non Islam) yang menjadi mayoritas di negara tertentu dimana negara itu menjadi tertinggal, tidak aman dan sejahtera! Untuk itu silahkan menganalisa peran agama di negara yang anda minati.

 

Prof Jerman diatas juga mengemukakan hipothesanya, walaupun banyak mahasiwa pasca sarjana yang mengambil program master dan doktor di negara maju (USA, Jerman, Inggris, Perancis, Jepang, Taiwan, dst), namun menurut pengamatan beliau, ternyata yang terjadi hanyalah transfer pengetahuan, bukan perubahan budaya (transfer of knowledge not cultural change); jadi setelah Master, PhD bahkan Professor dan kembali ke Indonesia, ternyata hati dan pikirannya masih terjajah budaya berketuhanan ala Timur Tengah yang terbelakang; kadang2 mereka justru ada yang menjadi lebih fanatik/radikal. Al Quran dan budaya Arab masih mendasari pikiran, ucapan dan tindakan para ilmuwan Muslim, sehingga dana beasiswa yang trilyunan rupiah itu kurang bermanfaat. Obat mujarab bagi orang yang mata rohani dan pikirannya sedang mabok agama adalah internet, khususnya YouTube. Demikian bantuan pemikiran kritis analitis dari Jerman, semoga bermanfaat.

 

Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (bahasa Inggris: Age of Enlightenment ; bahasa Jerman: Aufklärung) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi dasar tonggak peradaban maju Eropa. Saat itu, Agama adalah candu atau aslinya ditulis dalam Bahasa Jerman, Die Religion ... ist das Opium des Volkes (terjemahan langsung: "Agama... adalah opium bagi masyarakat"), adalah kutipan terkenal dari tulisan Karl Marx yang sering disalah artikan. Kemudian muncul ungkapan "Tuhan sudah mati" (bahasa Jerman: "Gott ist tot") adalah sebuah ungkapan yang banyak dikutip dari Friedrich Nietzsche. Nietzsche mengkritik nilai-nilai kekristenan yang terpengaruh Plato: semua yang ada di dunia ini adalah bentuk yang tidak sempurna akan sesuatu yang lebih besar di alam sana. Nietzsche menganggap kekristenan mengajarkan orang untuk menolak, membenci, dan melarikan diri dari kehidupan di dunia ini demi suatu mitos “dunia nyata” yang imajiner. Nietzsche menuduh pendeta-pendeta dan pengajar-pengajar agama sebagai pengajar-pengajar maut, karena membuat orang berpindah fokus dari hidup ke kematian. Saat itu kemuakan masyarakat Jerman terhadap kaum agama luar biasa. Pada akhirnya, para Ilmuwan Eropa dan Amerika dapat merontokan jaman kegelapan Eropa (mabok agama ) yang dimotori gereja Katholik saat itu, mabok agama ditentang dan diperdebatkan secara publik/umum, sehingga terjadi pencerahan. Demikian pula paham komunis, melalui mas media ilmuwan Barat dan USA membabat komunisme, lalu negara Soviet pecah berkeping dijaman Gorbachev. 

Selanjutnya, sekarang sudah jaman revolusi industri 4.0, jaman digital, saat ini Islam sedang menjadi sasaran empuk serangan bagi para ilmuwan Barat yang rasional. Obat mujarab bagi yang mabok agama Islam di era digital adalah debat agama di YouTube. Dan debat terbaik tentang Islam vs Kristen kelas dunia saat ini adalah Christian Pince (CP) di YouTube. Menurut CP, Dunia harus dibebaskan dari pembodohan, kebohongan dan ketidak jujuran. Dunia juga membutuhkan kehidupan yang tenang, tenteram dan nyaman. CP telah melakukan kedua hal itu melalui perdebatan di YouTube dan buku-bukunya yang best seller di Amazone.com. CP menyatakan bahwa ia lebih tahu Islam dari pada nabi Muhammad. Ratusan videonya dapat didengarkan atau didownload di YouTube, banyak yang sudah diterjemahkan ke bhs Indonesia. CP menyarankan agar jangan belajar Islam dari orang Muslim karena tidak akan mendapatkan kebenaran asli, belajarlah Islam langsung dari buku kitab sucinya (Al Quran) supaya tahu naskah aslinya yang tidak dipelintir, disembunyikan, atau dipermanis narasinya. Menurut CP, Naskah asli Al Quran banyak berisi kekerasan, sex, bias gender, anti demokratis, anti Kristen, dan rancu. Mengapa CP melakukan perdebatan terbuka di YouTube? Karena CP sangat menyayangi Muslim, CP ingin menyelamatkan Muslim dari ajaran Islam yang sebenarnya/asli yang tidak dimengerti sebagian besar kaum Muslim!”. Secara cerdas cerdik kritis dan bijak, CP telah membuktikan ketidak benaran Islam lewat debat yang berbasis fakta dan kebenaran di YouTube, dan s/d saat ini belum ada seorang Muslimpun (dari 1,5 milyar Muslim di dunia) yang mampu mengalahkan debat tentang Islam melawan dia. CP juga menandaskan bahwa agama itu buatan manusia (man made), maka jangan mementingkan agama melainkan ajaran yang ada di Kitab Suci. CP sebagai orang Kristen menandaskan bahwa Yesus tidak pernah berniat mendirikan agama!

 

Dapat dirasakan, kelemahan mendasar kaum Muslim Indonesia adalah kurang mampu dalam berbahasa Arab dan berbahasa Inggris, kurang banyak membaca, kurang mengolah logika, serta lebih suka menjadi pendengar yang pasif, sehingga mudah dikelabui dan digendam lewat agama dan budaya Arab. Sebagai contoh lemahnya nalar bangsa Indonesia: seluruh Indonesia dapat dibuat mabuk tanaman daun gelombang cinta, kemudian gelombang ikan lohan, kemudian pernah seluruh Indonesia dapat digendam dengan batu akik, dan pak Harto dengan mudah menggendam bangsa dengan kepalsuan Supersemar dan sejarah G30S, lalu juga pernah seluruh Indonesia dapat dibuat mabuk pak Jokowi dengan mobil SMK saat beliau pejabat di kota Solo (catatan: anggota forum diskusi juga terpengaruh, ini strategi pemenangan Jkw yang tepat melihat logika nalar bangsa yg masih tarap sebegitu), dst.

 

Sebagai penutup, barang siapa merasa Muslim dan sudah membaca analisa 26 butir kelemahan Islam diatas dan juga sudah mendengarkan debat empat saja pakar terbaik Islam kelas dunia dari Arab  (Christian Prince, Hassan Radwan, Imam Tawhidi, dan Ismaeel) di YouTube, namun tetap beragama Islam dan tidak merasa dibohongi oleh Allah dan Muhammad maka dapat dikatakan “Faith is Blind” (Keyakinan itu Buta), ini sepadan dengan “Love is Blind” (Cinta itu buta). Dan kepadanya patut diberikan sertifikat lemah ingatan dan nalar! Akhir kata, bila anda simpati kepada nasib bangsa Indonesia, maka marilah singsingkan lengan baju anda untuk membantu mendidik Muslim yang lain agar sadar dan segera lepas dari gendam Arab dengan meneruskan/forward tulisan ini kepada rekan2 dekat anda atau mendiskusikan artikel ini disuatu forum! Tulisan ini diharapkan menjadi lilin penerang kegelapan hati dan pikiran saudara kita setanah air yaitu kaum Muslim Indonesia yang kita sayangi, dengan demikian, Indonesia diharapkan cepat maju, adil, aman tentram dan sejahtera…

 

Koln, akhir Juli 2019

Didokumentasi dan disumbangkan oleh

Komunitas Cerdas Spiritual di Koln

(Sebuah Komunitas yang setengah resmi dari Mahasiswa Postgrad di Jerman)

1 komentar: